Paradigma Kehidupan Mahasiswa; Antara Prioritas, Totalitas, dan Rutinitas
Friday, November 23, 2018
Add Comment
Oleh: Iman
Gambar: Imgrumweb.com
Menjadi mahasiswa adalah suatu pilihan yang tepat bagi
para siswa yang baru lulus dari masa SMA/MA sederajad. Sebagian mereka melihat
bahwa menjadi mahasiswa adalah suatu kebanggaan tersendiri, karena memang
itulah mimpi mereka_menjadi mahasiswa.
Di masa-masa awal, biasanya para mahasiswa sangat
bersemangat untuk berangkat ke kampus guna mengikuti kewajiban sebagai mahasiswa
baru. Bahkan, absen yang selalu penuh, yang ditanda tangani sendiri. Namun, yang
sering terjadi dalam kacamata saya, setelah lama merasakan menjadi mahasiswa,
banyak yang mulai luntur semangat untuk berproses karena berbagai hal. Di
antaranya adalah banyaknya tugas yang tak kunjung selesai, lelahnya berorganisasi,
kelas yang monoton, dan lain sebagainya. Sebetulnya, hal ini bisa diselesaikan
dengan merefleksikan kembali tujuan awal menjadi mahasiswa.
Menjadi mahasiswa bukan hanya sebagai gengsi semata. Akan
tetapi, benar-benar harus siap untuk menjadi penyambung lidah rakyat kecil dan
miskin. Sebagaimana puisi Najwa shihab tentang mahasiswa masa kini, yaitu:
“Mahasiswa
masa kini
Menjadikan
forum diskusi
Sebagai
ajang pamer intelegensi
Menjatuhkan
satu sama lain demi meninggikan gengsi
Mahasiswa
terlalu terambung IPK
Huruf
dan Angka yang masih dianggap simbol bahwa ia bisa
Tak
peduli hasil dari mana
Asal
bisa mendapat Nilai A”
Banyak mahasiswa yang terdoktrin bahwa kuliah adalah
untuk bersaing dalam dunia kerja, kuliah untuk terjun ke pasar kompetisi, dan kuliah
hanya untuk mendapat teori berkompetisi cara barat. Doktrin yang mendarah
daging tersebut akhirnya menjadi penghambat kekreatifan mahasiswa. Mahasiswa
akan lebih condong ingin melihat hasil ketimbang proses. Padahal, tujuan utama
mahasiswa ialah berproses untuk menjadi penyambung lidah rakyat kecil dan lain
sebagainya. Akan tetapi terkadang ukuran kecerdasan mahasiswa dianggap cerdas
namun dikekang, yang menjadi aktivis dianggap pemberontak, seringkali aksi-aksi
yang diadakan aktivis mahasiswa hanya dipandang sebagai formalitas.
Padahal dari zaman Nabi Muhammad, para pembawa perubahan
selalu diisi oleh para pemuda. Reformasi adalah Salah satu hasil pergerakan
para mahasiswa. Sebagaimana yang telah dilakukan oleh para pemuda yang berani
menculik seorang Ir. Soekarno.
Seharusnya Kita sebagai mahasiswa bisa menempatkan apa
yang seharusnya menjadi prioritas, rutinitas, dan totalitas. Kuliah bukan hanya
sebuah formalitas, namun adalah hal yang harus dijadikan prioritas. Karena,
tujuan utama mahasiswa adalah kuliah. Akan tapi di sisi yang lain, sebagai
mahasiswa Kita juga harus tahu bahwa jika hanya belajar teori di kelas tanpa
ada praktik di lapangan akan menjadi hal yang sia-sia. Sebagaimana kata pepatah
Arab mengatakan bahwa, Ilmu yang tak diamalkan, bagai pohon yang tak berbuah.
Maka dari itu, organisasi seharusnya menjadi ladang
mahasiswa untuk mewujudkan apa yang di cita-citakan bangsa, yang kental dengan
pluralisme. Intelektual kita di kodok dalam kelas, kemudian diaplikasikan
melalui organisasi. Selain itu, kematangan pemahaman mahasiswa, biasanya
diterapkan dalam diskusi-diskusi. Biasanya, yang dijadikan sebagai tempat
diskusi khususnya di Yogyakarta adalah di warung kopi. Di warung kopi biasanya
mahasiswa merefleksikan apa yang mereka dapatkan di kampus. Bebas mengungkapkan
hasil pikiran-pikiran mereka serta tukar pendapat. Sebab, hanya di warung kopi para
mahasiswa bisa melakukannya.
Sedangkan di sisi yang lain, karena kelas adalah ruangan
yang dikuasai oleh Dosen, tentunya kurang maksimal apabila dijadikan sebagai
tempat diskusi. Sehingga, mahasiswa tidak bebas memberi pendapat. Jika berani
melawan, maka menutup pintu dari luar adalah jawaban yang diterima dari dosen.
Tiga hal ini seharusnya menjadi patokan mahasiswa dalam
menjalani kehidupan dinamisnya. Proses tidak boleh dan tidak bisa berhenti,
karena proses adalah bergerak dan bergerak adalah ciri makhluk hidup.
Penulis adalah Kader PMII Rayon Ashram Bangsa
Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga
Angkatan' 18 Korp (Pasko)
0 Response to "Paradigma Kehidupan Mahasiswa; Antara Prioritas, Totalitas, dan Rutinitas"
Post a Comment