Paradigma Kehidupan Mahasiswa; Antara Prioritas, Totalitas, dan Rutinitas


Oleh: Iman
Gambar: Imgrumweb.com

Menjadi mahasiswa adalah suatu pilihan yang tepat bagi para siswa yang baru lulus dari masa SMA/MA sederajad. Sebagian mereka melihat bahwa menjadi mahasiswa adalah suatu kebanggaan tersendiri, karena memang itulah mimpi mereka_menjadi mahasiswa.

Di masa-masa awal, biasanya para mahasiswa sangat bersemangat untuk berangkat ke kampus guna mengikuti kewajiban sebagai mahasiswa baru. Bahkan, absen yang selalu penuh, yang ditanda tangani sendiri. Namun, yang sering terjadi dalam kacamata saya, setelah lama merasakan menjadi mahasiswa, banyak yang mulai luntur semangat untuk berproses karena berbagai hal. Di antaranya adalah banyaknya tugas yang tak kunjung selesai, lelahnya berorganisasi, kelas yang monoton, dan lain sebagainya. Sebetulnya, hal ini bisa diselesaikan dengan merefleksikan kembali tujuan awal menjadi mahasiswa.

Menjadi mahasiswa bukan hanya sebagai gengsi semata. Akan tetapi, benar-benar harus siap untuk menjadi penyambung lidah rakyat kecil dan miskin. Sebagaimana puisi Najwa shihab tentang mahasiswa masa kini, yaitu:

“Mahasiswa masa kini

Menjadikan forum diskusi

Sebagai ajang pamer intelegensi

Menjatuhkan satu sama lain demi meninggikan gengsi

Mahasiswa terlalu terambung IPK

Huruf dan Angka yang masih dianggap simbol bahwa ia bisa

Tak peduli hasil dari mana

Asal bisa mendapat Nilai A”

Banyak mahasiswa yang terdoktrin bahwa kuliah adalah untuk bersaing dalam dunia kerja, kuliah untuk terjun ke pasar kompetisi, dan kuliah hanya untuk mendapat teori berkompetisi cara barat. Doktrin yang mendarah daging tersebut akhirnya menjadi penghambat kekreatifan mahasiswa. Mahasiswa akan lebih condong ingin melihat hasil ketimbang proses. Padahal, tujuan utama mahasiswa ialah berproses untuk menjadi penyambung lidah rakyat kecil dan lain sebagainya. Akan tetapi terkadang ukuran kecerdasan mahasiswa dianggap cerdas namun dikekang, yang menjadi aktivis dianggap pemberontak, seringkali aksi-aksi yang diadakan aktivis mahasiswa hanya dipandang sebagai formalitas.

Padahal dari zaman Nabi Muhammad, para pembawa perubahan selalu diisi oleh para pemuda. Reformasi adalah Salah satu hasil pergerakan para mahasiswa. Sebagaimana yang telah dilakukan oleh para pemuda yang berani menculik seorang Ir. Soekarno.

Seharusnya Kita sebagai mahasiswa bisa menempatkan apa yang seharusnya menjadi prioritas, rutinitas, dan totalitas. Kuliah bukan hanya sebuah formalitas, namun adalah hal yang harus dijadikan prioritas. Karena, tujuan utama mahasiswa adalah kuliah. Akan tapi di sisi yang lain, sebagai mahasiswa Kita juga harus tahu bahwa jika hanya belajar teori di kelas tanpa ada praktik di lapangan akan menjadi hal yang sia-sia. Sebagaimana kata pepatah Arab mengatakan bahwa, Ilmu yang tak diamalkan, bagai pohon yang tak berbuah.

Maka dari itu, organisasi seharusnya menjadi ladang mahasiswa untuk mewujudkan apa yang di cita-citakan bangsa, yang kental dengan pluralisme. Intelektual kita di kodok dalam kelas, kemudian diaplikasikan melalui organisasi. Selain itu, kematangan pemahaman mahasiswa, biasanya diterapkan dalam diskusi-diskusi. Biasanya, yang dijadikan sebagai tempat diskusi khususnya di Yogyakarta adalah di warung kopi. Di warung kopi biasanya mahasiswa merefleksikan apa yang mereka dapatkan di kampus. Bebas mengungkapkan hasil pikiran-pikiran mereka serta tukar pendapat. Sebab, hanya di warung kopi para mahasiswa bisa melakukannya.

Sedangkan di sisi yang lain, karena kelas adalah ruangan yang dikuasai oleh Dosen, tentunya kurang maksimal apabila dijadikan sebagai tempat diskusi. Sehingga, mahasiswa tidak bebas memberi pendapat. Jika berani melawan, maka menutup pintu dari luar adalah jawaban yang diterima dari dosen.

Tiga hal ini seharusnya menjadi patokan mahasiswa dalam menjalani kehidupan dinamisnya. Proses tidak boleh dan tidak bisa berhenti, karena proses adalah bergerak dan bergerak adalah ciri makhluk hidup.

Penulis adalah Kader PMII Rayon Ashram Bangsa

Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga
Angkatan' 18 Korp (Pasko)

0 Response to "Paradigma Kehidupan Mahasiswa; Antara Prioritas, Totalitas, dan Rutinitas"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel