Pertemanan itu abadi, jabatan kampus itu titipan


Sumber Gambar: Kompasiana.com

 Momentum akhir tahun 2023 adalah waktu yang dinanti bagi (sebagian) mahasiswa. Khususnya mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Niat utama sudah jelas yakni memenuhi jabatan strategis dan katanya (elit) di kampus. Saat ini, hingga tulisan ini ditulis, Suasana politik begitu kencang sekali, mulai dari pemetaan politik antar calon kandidat, pemetaan strategi dan taktik pemenangan, pembentukan TimSes dan hal-hal lain yang mencakup pesta demokrasi mahasiswa. 

Kata Mereka, sering digaungkan bahwa kampus merupakan miniatur negara, pikiran seperti ini tak sepenuhnya benar. Lebih dari itu, kampus adalah lahan untuk menggaungkan gagasan. Siapapun anda yang ingin berkontestasi, uji dulu gagasan kalian, tak usah terlalu pede, apalagi kerasukan setan politik. Itu saja dulu tak usah menyamakan dengan kampus dengan "miniatur negara". Atur sendiri gagasan itu abang, sudah sepuh kan ? Hehe

(Jalan nepotisme politik kampus)

Pertama, saya ingin katakan bahwa yang indah dari politik adalah pertarungan gagasan, bukan perpecahan, apalagi lempar kursi hehe.

Konteks menarik lainnya, Soal jabatan di kampus tentu menjadi perbincangan serius bagi tim pemenangan masing - masing calon kandidat. Terkhusus wadah jabatan politik melalui pengamatan penulis terdiri dari Himpunan Mahasiswa Jurusan, Dewan Eksekutif Mahasiswa, Senat Mahasiswa.

Ruang pembicaraan jabatan elit kampus biasanya senyap bahkan orang tertentu saja. Penting diingat, siapa yang paling dekat dan totalitas dalam menenangkan calon kandidat. Ini budaya politik yang lazim terjadi di arena politik mana pun. 

Konteks lain, politik kampus itu lebih sengit dan keras. Euforia politik melebihi pertarungan capres - cawapres. Kental sekali saling sikat dan sikut antar kandidat calon. Beda lagi dengan gambaran politik nasional, kalau peta politik nasional lawan bisa jadi kawan. Tentu paham tokoh yang saya maksud. 

(Mahasiswa baru: Sasaran empuk untuk meraup suara)

Mengenai Mahasiswa baru, semua pasti pernah merasakan terkhusus juga Abang yang mau mencalonkan. Ngobrolin mahasiswa baru sangat mudah terbujuk rayuan politik-- sering juga mahasiswa baru Dibilang polos dan lugu meskipun tak semuanya seperti itu--Asal ada iming - iming jabatan politik jelas merapat, bukan begitu Abang ? Sadarlah!

Penting untuk diketahui bersama, bahwa cara - cara politis demikian Sudah tidak relevan, banyak cara - cara kreatif untuk mendongkrak popularitas hingga meraup suara bagi calon kandidat. Sungguh tak patut sekali perbuatan amoral politik terjadi di kampus. Saya hanya ingin bicara bahwa program kerja yang dijalankan oleh organisasi internal mahasiswa juga berasal dari Uang tagihan mahasiswa yang harus dibayar setiap semester. Tak usah bicara melangit soal gagasan namun minim realisasi program kerja.

Sudah mengerti ya, cukup itu saja. Terakhir, saya tidak bermaksud mengajak golput, tidak memilih atau apapun namanya. Intinya, kalau program kerja mereka tidak selaras dengan apa yang diinginkan siswa, cukup tau aja sih modelan seperti itu.

Penulis : Hqq

Redaktur: AR. Ridha


0 Response to "Pertemanan itu abadi, jabatan kampus itu titipan"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel