Jika LKM seperti OSIS, bubarkan saja !!

Sumber foto: Mojokstore.com

Tulisan ini berangkat dari kegelisahan terhadap kondisi kurangnya distribusi oksigen pada otak-otak pejabat kampus karena koagulasi proker-proker yang sifatnya formalitas dan kultural saja, atau disebabkan kesalahpahaman dalam memaknai sesuatu, barangkali hanya sekedar lupa akan esensi yang perlu di bangun ulang sekaligus diperjuangkan.

Secara kontemplatif terkadang menyayat perasaan bagi tiap-tiap insan yang memiliki privilage berupa hati nurani, siapapun yang terpilih menjadi pejabat kampus percuma dan basi bila hal ini tidak dibangun pemahaman bahwa hakekat mahasiswa memiliki tanggung jawab penuh atas dinamika sosial yang ada. dorongan hati selaku para intelektual terpelajar tentunya tetap mengedepankan nurani walaupun harus mengorbankan jabatan. Marx pernah berkata bahwa esensi sebuah cinta adalah kesadaran. maka patutlah kita menjalankan sesuatu dengan penuh rasa cinta. Mengingat kita selaku mahasiswa yang penuh tanggung jawab moral memiliki pandangan idealis sejatinya harus berfikir jernih dalam memilih hal apapun, sebagaimana perkataan antonio gramsci “setiap orang adalah intelektual, namun tidak semua orang menjadi intelektual organik” sudah sepatutnya kita berupaya bertumbuh kembang dalam permasalahan masyarakat.

Evaulasi terhadap suatu kumpulan kolektif berupa organisasi kemahasiswaan merupakan urgensi untuk mengembalikan peran serta nilai yang musti dikembalikan sebagaimana mestinya. dimana bila kita nilai, realita hari ini kurang membaik dimana lembaga kemahasiswaan justru bersifat ekslusif dan elitis. Sebagai aktivis, mahasiswa harus berbangga bahwa fungsi mereka tidak hanya sebatas menjadi event organizer saja. umum terjadi dikalangan mahasiswa yang hanya mengadakan rapat-rapat dan perencanaan kegiatan-kegiatan mahasiswa yang bersifat privat, Hanya kampus itu sendiri yang menjadi sasaran, tidak diperuntukan secara general, tidak berdampak kepada kehidupan sosial terkhusus masyarakat. kita lupa bahwa kegiatan yang kita gunakan tak jauh dari sumbangsih masyarakat melalui pembayaran pajak. Hal ini semestinya kita sadari bersama untuk membangun gerakan sosial yang langsung bersentuhan dengan masyarakat.

Pram pernah berkata “seorang terpelajar harus bersikap adil sejak dalam pikiran, apalgi dalam perbuatan”, namun nyatanya kadangkala ketika terjadi penindasan dan ketidakadilan yang mendera masyarakat, mahasiswa justru tidak hadir, ini berlaku pada mahasiswa secara keseluruhan, lembaga kemahasiswaan khususnya. kita terlalu disibukkan berada dalam ruang nepotisme sembari berdiskusi tentang perjuangan kelas, atau doktrin nilai individualistik yang menyelinap sembunyi dibalik literasi-literasi kesehatan mental yang tumbuh setengah-setengah, melakukan pekerjaan duduk manis dan makan snack dalam ruangan auditorium, mendengarkan ceramah seminar lalu pulang membawa sertifikat. Penting kawan-kawan untuk mengadakan revitalisasi dalam lembaga kemahasiswaan, Slogan yang sudah menumpuk ditelinga namun belum masuk tertanam dalam hati sebagai agen of control, kita sebagai mahasiswa harusnya ikut andil disetiap persoalan sosial entah sekala regional, lokal, bahkan nasional sekalipun, tak melulu berkutat dilingkup kampus yang hanya mementingkan jabatan belaka. 

Ini keniscayaan, mengaplikasikan nilai dasar pergerakan dalam wujud hablumminnannas dengan cara terjun kedalam masyarakat kecil yang tertindas, merupakan keharusan bersama selaku manusia sebagai hewan yang berfikir. sekaligus pada dasarnya ini hanyalah catatan kritik terhadap diri sendiri selaku manusia yang tak luput dari dosa. Marilah bersama-sama kita mulai disiplin dalam berifikir, bertindak dan berperilaku. Salam pergerakan.

Penulis: VRTS

Redaktur: Ar. Ridha 

0 Response to "Jika LKM seperti OSIS, bubarkan saja !!"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel