Konsep niat kiyai As'ad Sebagai Refleksi Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Sumber foto: www.nu.or.id

10 November menjadi tanggal bersejarah dalam perjalanan bangsa Indonesia. Puluhan tahun lalu terjadi perang besar-besaran antara rakyat Indonesia dengan pasukan penjajah. 

Perjuangan rakyat Indonesia, bukan hanya dalam memerdekakan saja, namun juga mempertahankan kemerdekaan. Tentu dalam mempertahankan kemerdekaan, terdapat beberapa elemen-elemen masyarakat yang ikut andil di dalamnya, seperti tokoh nasional, Kiyai pesantren dan yang lainnya. Pada saat ini, diperingati hari pahlawan nasional bertepatan pada tanggal 10 November melalui keppres nomor 316 tahun 1959, yang dikutip dari laman BPK RI. 

Ke-ikutandilan parah tokoh Kiyai pesantren juga dianggap mampu mengakomodir massa untuk membantu mempertahankan kemerdekaan, seperti KH. Hasyim Asy'ari dengan Fatwa-nya dan KHR. As'ad Samsul Arifin dengan pasukan pelopornya. Tentu ini sangat membantu negeri mempertahankan kemerdekaan yang telah dicapai. 

Konsep yang dibawa oleh Kiyai pesantren sudah tentu memiliki cirikhas tersendiri, misalnya seperti konsep yang dibawah oleh KHR. As'ad Samsul Arifin dengan konsep "niat" nya. Konsep tersebut bisa mengakomodir massa, bukan hanya dari kalangan santri saja, pereman, bajingan, jawara dan bandit juga bagian dari pasukan pelopornya (nama pasukan) beliau. Pasukan pelopor yang identik warna hitam dengan senjata celurit, keris dan rotan ini, sangat patuh dan takzim terhadap dauh kiai As'ad. 

"Perang itu harus niat menegakkan agama dan merebut Negara. Jangan hanya merebut negara,  karna negara sifatnya dunia, akhirat akan hilang, maka niatkan keduanya agar ketika kamu meninggal dalam pertempuran, akan mati syahid." 

Demikian sederhananya petuah sekaligus motivasi perjuangan dari kiyai As'ad dalam berjuang memerdekakan dan mempertahankan negara Indonesia yang dilansir dari NU online. 

Pada peringatan hari pahlawan nasional kali ini, mari kita merefleksikan nilai-nilai perjuangan parah tokoh menjadi pijakan hidup berbangsa, bukan hanya sekedar seremoni belaka. Sudah banyak berbagai problem di negeri ini, seperti korupsi, kolusi dan nepotisme. Semestinya harus segera sadar dengan keadaan yang demikian, khususnya para tokoh-tokoh negera, pemuda, agama dan masyarakat. Dengan awal menata niat yang baik dengan kuat, mengedepankan kemanusiaan dan keadilan sehingga mampu mewujudkan cita-cita negeri, setidaknya dapat meminimalisir segala problem dalam tubuh Indonesia, meskipun tidak dapat menghapus seluruh problem di dalam tubuh Indonesia ini.

Maka dari itu, peringatan hari pahlawan nasional tidak hanya sebatas seremoni belaka, akan tetapi menjadi refleksi memperbaiki kehidupan berbangsa dan bernegara. Akhirnya Indonesia akan mampu mencapai kehidupan yang aman, nyaman tentram serta keadilan tanpa penindasan.


Penulis: Labib

Redaktur: A R Ridha

0 Response to "Konsep niat kiyai As'ad Sebagai Refleksi Kehidupan Berbangsa dan Bernegara"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel