Organisasi dan Nilai Terpendam Yang Terlupakan Mahasiswa
Kondisi ruang akademik kampus kian
hari kian mencekik, apalagi ditambah mahasiswa yang semakin hari menjadikan pribadinya
individualistis dan apatis terhadap lingkungan sekitar. Ekosistem pembelajaran
di kampus selalu begitu-begitu saja ‘monoton’ membuat mahasiswa semakin jenuh
menjalani harinya mengejar gelar sarjana. Patokan nilai dan gelar dikejar habis-habisan
padahal mahasiswa tidak hanya berperan untuk meningkatkan kapasitas dirinya
sendiri, melainkan mereka juga memiliki tanggung jawab moral untuk membina
masyarakat agar mampu mendapatkan kehidupan yang layak. Tak jarang kita temui
dari kebanyakan pemuda khususnya mahasiswa berlomba-lomba ingin pintarnya
sendiri bukan lagi berlomba-lomba bagaimana keilmuan yang ia dapat bermanfaat
bagi kemaslahatan bersama. Miris rasanya bilamana mahasiswa memberatkan diri
untuk membangun sosial baik diantara sesama pelajar maupun kepada masyarakat
luas. Hal ini berakibat terhadap sikap kepedulian kepada masyarakat yang
memudar dan bahkan ilmu yang digelutinya pun cenderung membawanya kedalam hal-hal
negatif. Apakah kemudian hal demikian hanya dibiarkan saja? Lantas bagaimana mahasiswa
kedepannya? Kemungkinan terburuk jika hal tersebut dibiarkan begitu saja, cepat
atau lambat kampus akan dipercaya sebagai tempat paling menyeramkan kerana
menghasilkan manusia-manusia yang tidak memiliki jiwa kemanusiaan. Mengapa bisa
demikian? Minat mahasiswa berorganisasi mengalami degradasi adalah jawaban yang
tepat untuk keadaan saat ini. Sebagian besar mahasiswa menutup diri untuk
berada di dalam ruang lingkup organisasi, baginya organisasi adalah suatu hal
yang sangat mengerikan. Stigma tersebut tidak dapat di pungkiri adanya, sebab peribahasa
mengatakan “tak kenal maka tak sayang” maka sudah sepatutnya bagi para pemangku
organisator untuk merumuskan berbagai metode pengenalan terhadap segenap
mahasiswa agar memberikan daya tarik tersendiri untuk mengenal organisasi lebih
dalam. Di sisi lain, mahasiswa pun juga tidak bisa hanya tinggal diam tanpa
menjalin adanya hubungan harmonis antara dunia akademik dan organisasi.
Mahasiswa perlu mengetahui beberapa
hal terkait organisasi. Apa manfaat organisasi bagi mahasiswa? Mengapa
organisasi penting bagi mahasiswa? Dan bagaimana peran mahasiswa dalam
berorganisasi? Ketiga rumusan masalah di atas menjadi acuan pembahasan agar dapat
menemukan benang merah dari suatu permasalahan. Berikutnya, bila merujuk pada
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang menjadi perkenalan awal dari pada
pengertian organisasi adalah sebagai suatu kesatuan (susunan dan sebagainya)
yang terdiri atas bagian-bagian (orang dan sebagainya) dalam perkumpulan dan
sebagainya untuk tujuan tertentu. Lebih mudah dipahami bahwa organisasi
merupakan suatu perkumpulan yang terdiri atas beberapa orang dan struktur
kepengurusan yang jelas untuk tujuan tertentu. Sedangkan menurut persepsi lain
menyatakan bahwa organisasi adalah suatu sarana dan wahana untuk mengembangkan
bakat, minat, serta potensi diri bagi para aktivis yang ada dalam organisasi
tersebut (Edi Haryono, 2014: 77). Oleh sebab itulah mahasiswa pada saat ini
hingga nanti merupakan harapan besar bagi masyarakat sebagai penyambung lidah
rakyat terutama bagi perubahan di masyarakat (Agent social of change).
Organisasi menyimpan banyak keistimewaan yang mahasiswa sering kali abai akan hal itu, padahal tanpa disadari organisasi adalah penunjang terhadap potensi diri mahasiswa. Organisasi sebagai wadah pengembangan potensi diri memberikan mahasiswa ruang berproses untuk mendapatkan beberapa hal penting yang tak bisa mereka dapatkan di kampus. Dari aspek keilmuan, organisasi sering kali mengadakan bilik diskusi dalam berbagai hal; isu-isu kontemporer, keadaan sosial masyarakat, dinamika hukum, dan lain sebagainya. Ruang diskusi dalam organisasi jauh lebih efektif di bandingkan diskusi yang berada di kampus, sebab di dalam organisasi bilik diskusi dibangun dengan segala kebebasan, berpikir bebas-membaca tuntas-belajar cerdas. Dengan segala kebebasan tersebut bilik diskusi organisasi tampak lebih luwes dan tidak monoton sehingga mampu membangun pola-pola dialektika yang sehat antar sesama. Hal inilah yang kemudian menjadi pengaruh baik bagi diri pribadi serta bagi efektifitas diskusi. Selanjutnya dari aspek sosial, organisasi memiliki daya tawar agar mahasiswa mampu menjalin relasi seluas mungkin dan supaya mahasiswa memiliki bekal dasar sekaligus pengalaman awal untuk terjun langsung menjadi bagian dari pada masyarakat. Sehingga mahasiswa mendapatkan pembelajaran karakter untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungannya dan mampu mengatasi sikap individualis nan apatis. Oleh karena itu, mahasiswa memiliki peran penting dalam organisasi yakni dengan cara mahasiswa mampu memperdaya dirinya berkontribusi secara penuh terhadap organisasi yang dipilihnya, mahasiswa memiliki management waktu yang tepat agar dapat memadukan ruang kampus dan organisasi, serta mahasiswa dapat menjadikan pribadinya sebagai pribadi yang memiliki integritas pendidikan dan sosial yang tinggi.
~ berpikir radikal-bertuhankan iman-berjiwa sosial ~
Penulis : Moh. Reyhan Madjid
Editor : Ach. Khoirir Ridha
0 Response to "Organisasi dan Nilai Terpendam Yang Terlupakan Mahasiswa"
Post a Comment