Mempertahankan Budaya kearifan lokal di Era milineal

Saat diskusi berlangsung

Jum’at, 07/11/2018. Aliansi Mahasiswa Jogja mengadakan seminar Serasehan Kebudayaan yang dihadiri langsung oleh empat pemateri handal, yaitu; GKR Mangkubumi, K.H. Abdul Muhaimin, Dr. Fathorrahman. S. Ag., M. Si, Gus Irwan Masduki. Keempat pemateri tersebut sengaja didatangkan untuk mengupayakan dan mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dibangun atas dasar adanya berbagai macam suku, budaya, agama, dan bahasa serta sebagai tugas kita bersama selaku generasi penerus bangsa. Semangat persatuan, kebinekaan, dan tak luput pula semangat kebudayaan, adalah modal terlaksananya kegiatan utama dalam mempertahankan kedaulatan tersebut.

Acara tersebut dihadiri sekitar 500 orang dari berbagai Mahasiswa  Yogjakarta, yang tidak lain adalah sebagai bentuk partisipasi para mahasiswa dalam menyukseskan acara tersebut.  Selain itu juga adanya kegiatan tersebut untuk merenungkan kembali, merawat kebudayaan yang sudah mulai terkikis dengan semakin berkembangnya zaman.

Titik penting sebenarnya terletak di tangan rakyat. Karena sejarah telah membuktikan bahwa tanpa peran rakyat di seluruh, daerah belum tentu tercapai perjuangan kemerdekaan dan kedaulatannya. Demikian juga peran daerah pada saat ini memiliki peran yang sangat penting. Kekayaan alam yang dimiliki per-daerah merupakan kekayaan bersama seluruh rakyat Indonesia dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Jika untuk mewujudkan pemerintahan yang lebih berkeadilan dan lebih merata, maka prinsip desentralisasi  atau otonomi daerah diharapkan mampu mengatasi persoalan yang muncul dalam kerangka NKRI.

Upaya bela negara dan pertahanan keamanan negara ditujukan untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam maupun luar negeri yang dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa. Ujar salah satu pemateri, Gus Irwan Masduki.

Akhir-akhir ini seringkali terjadi pembubaran suatu ritual tradisi lokal masyarakat oleh orang-orang yang menganggap bahwa tradisi lokal adalah salah satu kemusyrikan dalam Islam. Misalnya, pembubaran ritual sedekah laut yang diselenggarakan oleh masyarakat pesisir Pantai Baru, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, DIY pada 13 Oktober 2018 lalu. (K.H Abdul Muhaimin). Aksi pembubaran tersebut adalah motif yang dibangun oleh sekelompok orang yang menganggap bahwa ritual sedekah laut adalah bentuk menduakan Tuhan atau kemusyrikan.

Aksi yang dilakukan oleh kelompok orang ini adalah bentuk penggerusan tradisi lokal masyarakat, sedangkan semua orang sudah tahu bahwa Indonesia berdiri gagah hingga saat ini karena dibangun di atas perbedaan suku, budaya, tradisi, bahasa, dan agama. Maka dari itu, sudah sepatutnya kita selaku generasi penerus bangsa melestarikan tradisi lokal atau kearifan lokal masyarakat sebagai upaya untuk menjaga identitas dan pertahanan NKRI.

Maka dari itu, kelompok mahasiswa yang terdiri dari berbagai latar belakang, yang disebut Aliansi Mahasiswa Jogjakarta menyelenggarakan edukasi kebudayaan atau Sarasehan Kebudayaan yang bertema: "Menimbang antara Kearifan Lokal dan Kemusyrikan" pada hari Jum’at 07 Desember 2018, di Wisma KAGAMA UGM, Yogyakarta. Harapan besar terealisasikannya kegiatan ini, mampu memberikan kesadaran bersama bahwa budaya dan kearifan lokal masyarakat daerah wajib dilestarikan, karena hal tersebut berkaitan erat dengan identitas kebangsaan kita. Sebab bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai karya nenek moyangnya.

Acara tersebut diakhiri dengan pemberian kenang-kenangan kepada para pemateri. Moderator pun menutup penyajian tersebut dan langsung dipasrahkan kepada MC. MC pun menutup acara secara umum dan para audien pun keluar berangsur-angsur.


Reporter: Jurnalis Asrhambangsanews

0 Response to "Mempertahankan Budaya kearifan lokal di Era milineal"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel