Tempat Para Narasi

Oleh: Ansori Abimanyu*
Sumber gambar: Riaurealita.com

Kenapa Tuhan?

Tuhan, inikah sebuah takdir?
Aku yang terpaksa bersenggama dengan kegelapan
Merajut keambiguan dengan berkecipung di antara semak-semak belukar
Sampai kapan aku harus menjadi lakon di antara raja dan putri ratu
Tuhan, apakah ini sebuah takdir
Ataukah sebuah permainan belaka
Sehingga engkau tak sudi mendengar jerit nestapa.
16 Januari 2017

Penyesalan Dalam Purnama

Nona, apakah bulan tak lagi purnama?
Saat kucuri cahaya-Nya
Lalu kuganti dengan jala sutra
Jika iya, biarkan aku berkelana sambil mengisahkan kesalahan
Pada daun-daun yang asik menari tarian suci
Bagaimana bisa aku meraih jemarimu, nona
Sedangkan aku berada dalam lembah kesunyian
Sedangkan hari telah tidur dalam dipangkuan malam
09 Juli 2017

Tempat Para Narasi

Jeritan bayang wajahmu masih bergumam di ambang sajakku
Meritualkan huruf yang bersembunyi dibalik sepi
Mengumpulkan tempat saat engkau merajut peristiwa
Aku tatap wajahmu di bawah mentari, nona
Dimana tempat para narasi pergi mengembala di atas lembah
Lalu engkau tempati sebagai persembunyian agar engkau tidak menatapku lagi
Nona... Rindu ini begitu dangkal untuk engkau penggal

17 Julii 2017

*Penulis adalah kader PMII Rayon Ashram Bangsa
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga
Angkatan 2016 (Korp Nawabratha)

0 Response to " Tempat Para Narasi"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel