Menyambut Keranda Tahun Baru

Oleh: Wafil*
Sumber gambar: ruclip.com

Menyambut Keranda Tahun Baru

Senja nafas di penghujung tahun baru
Mulai menangis diperempat jengkal tabu
Saya belum tahu, apa itu rindu?
Saya lunglai untuk masuk keranda tahun baru
Bagaimana tahun baru?
Mereka berkomandang dengan petasan berwarna
Mereka tertawa menghadapi masa berdua, bercerita,  dan bersama
Mengkomandangkan tahlil "happy new yers 2018"
Sampai ke lianglahatku
Dan diatasnya
Saya mendengar doa
Saya mendengar duka
Saya mendengar tangisan rasa untuk bersama
Saya melihat beribu cinta bercerita
Di lianglahatku.
Aku tunggu kau tanamkan rindu
Untuk kalbu tahun baru yang belum berlalu
Selamat tahun baru
Duniaku dan duniamu
Yogyakarta, 31 Desember 2017

Aku Sambut Kau Dengan Karmaku di Tahun Baru

Kau tahu, umur kita bagai senja berdahak
Mengelilingi luka dan duka
Bercerita pada gerimis suci untuk ikut bercinta
Bernostalgia dengan tabir yang sudah tua
Dilampu merah sana
Kita anggap semua adalah dusta dan kita yang nyata
Mengejar impian yang sama
Untuk ikut andil dalam sebuah dongen antara tangis dan gerimis
Padahal itu dusta yang berjalan mencari cinta
Menunggu moment agar tangis tidak mencederai gerimis
Yang mulai romantis
Dilampu merah sana
Kita terobos cakrawala dunia
Dan mengatakan kita hanya untuk kita
Padahal itu karma
Tahun baru hanyalah karma
Tahun baru selalu mencari korbannya
Dan maaf ternyata kaulah korban selanjutnya
Diantara riak aksara
Saya menari layaknya orang gila tanpa dosa
Bersabda pada abjad dengan minitipkan jiwa
Di antara riak aksara
Tak seperti angka yang rapi sebelumnya

Angka pertama...
Engkau angin
Sedang aku ranting
Yang akan kau tusuk tanpa melihat itu aksara yang mana

Angka kedua...
Kau marah dengan khotbah imamiyah
Yang membawakan hadistku dengan tidak benar

Angka ketiga dan selanjutnya
Kau mengusir jiwa yang tak pernah siap melihat derita
Kau memaksa untuk pindah dari angka-angka karma
Diantara riak aksara dan luka yang berakhir jujur dengan penuh luka
Saya ingin munyulam kembali tali suci
Saya ingin bersajak pasti
Bahwa saya adalah sajak
Luka
Derita
Cerita
Yang berakhir cinta dan bahagia
Yogyakarta, 31 Desember 2017


*Penulis adalah aktifis FKMSB DIY
PMII Rayon Ashram Bangsa angkatan 2014 (Korp Aliansi Pejuang Indonesia)
Dan juga bergiat di LPM Advokasia
Serta aktif sebagai SENAT Mahasiswa FSH UIN Sunan Kalijaga Yogyakrta

1 Response to "Menyambut Keranda Tahun Baru"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel