Puisi spesial untuk Hari Pers karya Mahfudz: KEPERGIAN

Indonesian Visual Art Archive
Ponsel menelannya dalam lamunan, pekatnya malam memudar

Penuh, seluruh

Don't look back in anger mengudara di kamar angker 3x3

Noel Gallagher mengadu nasib pada sepotong roti, dan laki-laki itu melihat notifikasi pada ponselnya.


"Ada apa?" tanya si perempuan. jauh-jauh, di seberang, dibalik bebukitan pada batu-batu yang mulai tumbuh. lelaki itu mungkin sebenarnya juga tak tau perempuan itu dimana.


"Apakah langit mu mulai geripis?"


Dan perempuan di seberang, di balik layar merah, menegas, "Ego menelannya sesumbar, spora-pun tak lagi bertumbuh"


"Aku rindu Cryptogamae" lanjut laki-laki itu, "disini ada banyak dalam wujud berbeda. seperti alga, jamur, lumut, dan juga bakteri",


Kemudian ia ingat, pada seorang laki-laki penjual kerang, wajahnya masih anom. 

Musik-musik yang diputar sebagian adalah lokal.

Nasi padang dengan dua mendoan.

Tapi ia juga ingat awan gelap yang menghadiahi mereka hujan, ia menggigil, namun masih berkata pada si perempuan, "Meneduhlah pada pundakku yang besar, air hujan tak akan membasahi mu", katanya, "kita akan segera sampai",


Namun banjir akibat hujan semalam benar-benar mengantarkan si perempuan ke pelabuhan, sebuah laut dengan ombak yang mengoyak akan memisahkan mereka berdua.

Layar kapal juga melambai, seperti mengucapkan selamat tinggal.


"Kau akan baik-baik saja" teriak si perempuan dari atas kapal, "Toh, kau harus menepati janjimu padaku"


Lelaki itu mengangguk, meskipun ia tak tau apakah habis ini masih bisa hidup.


"Kau enak," kata si lelaki, "Di laut ada Tui dan Laa, yang akan membuat semesta mu hidup. Sementara disini, disini ada _Kodhi' Crancang_ yang memburu ras ku, suku-suku ku, juga raja-raja ku. Ia tak henti-hentinya menyalak padaku, sebab ia ingin malam gelap sempurna, tanpa ada aku di dalamnya",


Perempuan itu melenguh, "Bukannya dada mu sudah legam?", katanya, "Keris pusaka itu tak akan memburu mu!",


Siapa sangka _Kodhi' Crancang_ tetap memburu, membabi buta, petapa-petapa turun gunung untuk menaklukkannya, mengumpulkan berbagai senjata: _Are', landu', dan cakkong,_ lain-lain. Dan masih banyak lagi.


Sang pusaka pun gugur di tanah kelahirannya sendiri, warga berbondong-bondong melihat kematiannya, _"Bengkah la'an",_ seru beberapa pendekar. Itu menjadi tanda matinya _Kodhi' Crancang_.


Dan si perempuan berkata, "Semua orang sudah membuka topeng mereka masing-masing, tak ada lagi yang perlu di sembunyikan, dan tak ada lagi alasan bagimu untuk menahan kepergian ku!".


Dan suara Noel Gallagher tak terdengar lagi di kamar angker itu, lagunya sudah selesai.


Yogyakarta 02 Februari 2023


Penulis : Mahfudz, Korp Nagasara

0 Response to "Puisi spesial untuk Hari Pers karya Mahfudz: KEPERGIAN "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel