Stabilitas Ekonomi dan Pengaruhnya Di Pilpres 2019


Oleh: Rifqi Sanjaya*
Sumber gambar: nusantaranews.co
Indonesia merupakan salah-satu negara berkembang dengan fumdamental di kawasan regional. Terbukti, IMF memperkirakan ekonomi Indonesia mencapai 5,3% pada tahun 2018 karena meningkatnya kontribusi ekspor dan investasi. Pimpinan misi IMF, Luis E Breur, untuk Indonesia mengatakan permintaan domestik juga akan meningkat sejalan dengan pertumbuhan kredit perbankan.

Perekonomian Indonesia terus berjalan dengan baik, disokong oleh kebijakan makro ekonomi global dan harga komoditas, dan upaya berkelanjutan untuk memperkuat daya saing. Luis  E Breur baru saja memimpin tim IMF untuk mengevaluasi perkonomian Indonesia. (indonesia-investments.com).

Kunjungan evaluasi di lakukan pada 1-4 november 2017 tahun lalu, berdiksusi dengan perwakilan pemerintah Indonesia, seperti Bank Indonesia, Otoritas Jasa  Keuangan (OJK) dan perwakilan sektor swasta.  

Tahun ini, IMF memperkirakan laju ekonomi Indonesia akan manjadi 5,3 di banding pada tahun lalu, 2017 laju ekonomi indonesia hanya 5,1 persen. Data ini menunjukkan bahwa perkeonomian selama dua tahun ini mengalami peningkatan dan itu di tandai dengan meningkatnya inflasi dari yang di perkirakan 3,7 persen.

Resiko Ekonomi Indonesia

Seperti yang telah di lansir oleh media republika.co.id, IMF menekankan kecenderungan eksternal yang lebih besar, karena potensi pembalikan arus modal asing, pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat di China dan resiko keamaman dari stabilitas goepolitik kawasan akan mempengaruhi Indonesia. Jika laju ekonomi global berjalan stabil, maka tidak akan menutup kemungkinan laju ekonomi indonesia juga akan normal. Tetapi, jika laju ekonomi global mengalami inflasi tidak stabil khususnya negara-nagara kawasan yang mempengaruhi geopolitik Indonesia, maka Indonesia akan mengalami dampak dari inflasi itu, dan tidak menutup kemungkinan juga perekonomian Indonesia akan anjlok.

Sedangkan dari segi internal atau domestik, resiko masih membayangi laju ekonomi Indonesia yang akan datang karena potensi kekurangan penerimaan pajak dan kecenderungan kenaikan suku bunga di pasar keungan mengingat pengetatan likuiditas pasar keuangan global. Dapat di pahami, bahwa pendapatan negara terkait penerimaan pajak akan mampu mendorong laju perekonomian Indonesia yang akan menguatkan pertumbuhan global dan harga komoditas menjadi lebih kuat.

Elektabiltas Jokowi di Pilpres Mendatang

Meningkatnya stabilitas ekonomi Indonesia di tahun ini, akan berdampak pada elektabilitas Jokowi di pilpres yang akan datang. Pasalnya di tahun politik ini semua partai sedang mencari seseorang yang akuntabilitasnya tinggi di kalangan masyarakat, termasuk jokowi seperti yang di lasir kompas.com, survei median yang di lakukan pada tanggal 1-9 februari 2018 terkait elektabilitas Jokowi dan ketua umum Partai Gerindra, Prbowo Subianto mengalami penurunan.

Responden yang memilih Jokowi jika pemilihan presiden 35,0%, angka ini turun jika di bandingkan dengan survei tahun 2017, yakni 36,0%. Sementara responden yang memilih Prabowo sebesar 21,2%. Angka ini juga turun dibandingkan survei oktober 2017 di mana elektabilitas Prabowo 36,2%.

Kedua tokoh itu mengalami penurunan elektabilitasnya, kata direktur eksekutif Median Rico Marbun pada hari kamis, (22/2/2018). Sementara itu, calon presiden alternatif yang menjadi penantang kedua tokoh mengalami peningkatan, yakni mantan panglima TNI Gatot Nurmantyo kini di pilih oleh 5,5% responden, di bandingkan oktober lalu yang hanya 2,8% dan juga gubernur DKI Jakarta Anis Baswedan juga elektabilitasnya naik tipis dari 4,4% ke 4,5%.

Posisi ini bukan menjadi tolak ukur seseorang terkait elektabilitasnya di masyarakat, mengingat masyarakat sakarang sudah mulai pandai menentukan pilihannya terkait pemimmpin nantinya yang akan dipilih di ujung pilpres 2019 mendatang.

Salah satu faktor yang mempengaruhi elektabilitas Jokowi saat ini ialah bagaimana pemerintah menjaga stabilitas ekonomi di tahun politik ini. katika pemerintah sampai lalai terhadap kondisi ekonomi negara ini dan hanya di sibukkan dengan pemilukada serentak dan persiapan pilpres yang akan datang, ini akan berakibat pada elektabilitas Jokowi sendiri di penghujung 2019 nantinya.  

Meskipun stabilitas ekonomi Indonesia saat ini masih stabil, seperti yang di prediksikan oleh IMF beberapa hari yang lalu, bahwa, untuk kedepan pemerintah Indonesia harus menyeimbangkan orientasi ekonomi untuk mendongkrak pertumbuhan di samping  pemerintah juga bisa menjaga stabiltas perekonomian lokal.

Berbicara tentang okonomi, tentu intrumen di dalamnya tidak akan lepas dari kebutuhan pokok di masyarakat. ketika stabilitas ekonomi tidak stabil, tentu akan berimbas kepada kebutuhan pokok masyarakat.

Ketika awal presiden Joko Widodo memenangkan pemilihan presiden dan di lantik sebagai presiden ke-7 indonesia pada Oktober 2014, salah satu tindakan pertamanya adalah kenaikan harga bahan bakar bersubsidi: premium dinaikkan dari 6.500 menjadi RP 8.500 per-liter, sementara diesel di naikkan dari RP 5.500 menjadi RP 7.500 per-liter. (nasional.kompas.com)  Semua kebutuhan barang pokok juga naik. Sejak saat itu pemerintah, khususnya Jokowi yang baru terpilih sebagai presiden akutabilitasnya di masyarakat menurun.

Terkait dengan adanya pilpres 2019 yang akan datang, lajur perkonomian Indonesia harus tetap stabil, agar kebutuhan pokok masyarakat tidak mengalami kecemasan harga yang signifikan. Jika itu terjadi maka elektabilitas Jowoki yang saat ini masih unggul di antara beberapa isu calon presiden yang akan datang, sperti Prabowo Subianto, Gatot Nurmantyo, Anies Baswedan, maupun Agus Harimurti Yudhoyono di ujung pilpres nanti akan menurun.

Dengan demikian, jika pemerintah hari ini dan selanjutnya tidak bisa menstabilkan prekonomian Indonesia, semua kebutuhan pokok masyarakat naik, tidak menutup kemungkinan  kejadian pada akhir tahun 2014 lalu akan terulang kembali.

Sumber:

*Penulis adalah kader PMII  Rayon Ashram Bangsa
Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga
Angkatan 2015 (Korp Komando Barisan Revolusi)

0 Response to "Stabilitas Ekonomi dan Pengaruhnya Di Pilpres 2019"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel