Menjadikan Ashram Bangsa sebagai Lumbung Lahirnya Para Penulis


Ashrambangsanews diskusi kepenulisan
Menjadi seorang penulis adalah impian setiap manusia normal. Sebab, dengan begitu, ia telah mampu mengabadikan dirinya dalam kefanaan hidup, seperti yang dikatakan Rendra dalam puisinya Hai, ma!
 
Dari itu, PMII Rayon Ashram Bangsa, menggelar diskusi kepenulisan yang bertajuk Membangun Semangat Litrasi Melalui Sastra, Kamis (22/03), di Rayon Ashram Bangsa, Polri Gowok, block C IV,  Catur Tunggal, Depok, Yogyakarta. Diisi oleh Bagas Mulyanto, S.H., penulis buku yang berjudul Maderodok.
 
Diskusi dipimpin oleh Abd. Warits (baca: pimpinan redaksi Ashrambangsanews). Dalam pembukaannya, ia mengulangi perkataan yang sudah lama disampaikan didepan kader-kader PMII waktu itu, tepatnya pada acara PKD PMII Rayon Ashram Bangsa 2017. Bahwa tak ada yang lebih menjanjikan bagimu untuk menjadi orang besar di dunia ini, kecuali dengan cara menulis.
 
“Tanamkan dalam-dalam ke kepala dan jiwamu, bahwa tak ada orang besar di di dunia ini kecuali dua hal, yaitu: mereka yang menulis, atau dia yang ditulis. ” Ujar Waris.

Maderodok adalah antologi puisi pertama Bagas, dalam pengakuannya ia membutuhkan waktu sekitar  4 tahun untuk menyelesaikannya. Sebab, dia membutuhkan literatur yang cukup sebagai referensi terkait sastra betawi yang sudah lama tidak nampak dipermukaan.
 
“Selain kritik terhadap pesona di Jakarta dan pentingnya menulis, penerbitan buku ini juga bertujuan untuk menumbuhkan kembali sastra betawi ” ungkap Bagas.
 
Besar harapan dari seorang bagas terhadap kader-kader PMII untuk terus menumbuhkan minat baca dan menulis. Sebab, dalam keyakinannya, membaca dan menulis adalah satu-satunya cara menyaksikan peradaban lalu kemudian mengabadikannya. Bagas menyampaikan, "minat baca dari kader PMII jangan sampai luntur, karna seseorang panulis tanpa membaca saman halnya dengan kosong." Ujarnya.
 
Sesuai dengan pamflet yang tersebar, diskusi tersebut terbuka untuk umum, sehingga peserta diskusi tersebut pun dihadiri bukan hanya dari warga PMII Rayon Ashram Bangsa, melainkan juga Rayon lain yang masih berada di bawah naungan PMII Komisariat Pondok Sahabat, UIN Sunan Kalijaga.
 
Di abad milenial ini, rasanya sukar mengharapkan generasi sepertihalnya Rendra, yang bergerak dengan kesusastraannya hari ini lahir kembali. Kendati sudah berusaha optimis, tapi tetap saja ekspektasi akan datangnya penyair sekaligus aktivis di tanah air selalu saja tak membuktikan apa-apa. Setidaknya untuk melakukan ikhtiar kebangsaan sebagaimana yang diserukan Jhon F. Kennedy, “Jika politik itu kotor, puisi akan membersihkannya. Jika politik bengkok, sastra akan meluruskannya.”

Reporter: Akhmad Faizin


0 Response to "Menjadikan Ashram Bangsa sebagai Lumbung Lahirnya Para Penulis"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel