Relevansi Demokrasi Masa Kini, Lembaga Pers Ashram Bangsa Gelar BEDAH KARYA: Demokrasi atau Otoritarianisme yang Tersembunyi

Ashrambangsanews 
Ashrambangsanews-Badan Semi Otonom Rayon (BSOR) Lembaga Pers Ashram Bangsa (L-Pab) gelar Bedah Karya dengan tema "Demokrasi atau Otorianisme yang Tersembunyi?” yang bertempat di Rayon Ashram Bangsa pukul 15.30-17.00 Minggu, (22/01/23).

Diskusi ini diikuti puluhan kader PMII yang dimoderatori langsung oleh sahabati Mariatul Qibtia, kader PMII Rayon Ashram Bangsa Korp Akral Satria 2021.

Disamping itu, sahabati yang dikenal dengan panggilan Ira membuka diskusi dengan bacaan basmalah.

Sebagai penulis, Nova Arista juga hadir yang merupakan kader PMII Rayon Ashram Bangsa korp akral satria 2021.

Hadir pula sebagai pembedah, sahabat Rofqil Bazikh, Pengurus PMII Rayon Ashram Bangsa BSOR L-Pab. Ia merupakan peraih Juara 1 Lomba Menulis Opini tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh LPM Al-Mizan UIN KH. Abdurrahman Wahid Pekalongan, dan Juara 1 Lomba Menulis Esai tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas NU Yogyakarta.

Diawal diskusi penulis memaparkan secara ringkas mengenai isi karyanya. Adapun latar belakang penulis memilih tema "Demokrasi atau Otorianisme yang Tersembunyi" yakni menggambarkan kondisi demokrasi pada saat ini dengan berbagai problematiknya. Dilanjutkan oleh pembedah yang akan membedah secara struktur karya tersebut.

Terdapat empat hal yang dibedah oleh pembedah yakni;

Pembukaan esai yang kurang menarik

“Pembukaan merupakan suatu hal yang harus diperhatikan. Ibarat sebuah pintu, pembukaan sebagai penentu tertarik atau tidaknya pembaca pada sebuah tulisan. Otak manusia lebih menyukai cerita daripada teori, oleh karena itu penulis yang baik akan mengawali tulisannya dengan cerita bukan teori”, ujarnya.

Pemborosan kata

Terdapat pemborosan kata dalam kalimat “penyelenggaraan negara dengan ketidakadilan yang dibungkus dengan hukum oleh para perangkat hukum…”

Ketidakpaduan pada paragraf lima dan enam

Menurut pembedah ketidakpaduan antara paragraf lima dan enam terletak pada paragraf lima yang menjelaskan mengenai batasan konstitusional yang dilonggarkan sehingga menjadi jalan bagi penguasa melakukan pelanggaran dalam tindakan hukum dan paragraf enam yang secara tiba-tiba menjelaskan mengenai kondisi KPK saat ini.

Kurangnya tanda baca titik pada paragraf 7

Hal yang kelihatannya sepele tapi sangat berpengaruh dalam karya tulis ialah penempatan titik dan koma.

Tidak hanya itu, pembedah juga menyampaikan bahwa tulisan kita juga dipengaruhi oleh bacaan kita. 

"Kualitas tulisan kita dipengaruhi oleh bacaan kita, meskipun kita anak hukum tentu kita tidak terus-menerus membaca pasal-pasal tapi juga bacaan yang lain," ucapnya.

Disesi akhir pembedah menyampaikan bahwa “Tulisan yang baik itu bukan tulisan yang menggurui pembaca”. 

Selanjutnya diskusi ditutup oleh Mariatul Qibtia dengan Hamdalah.

Pewarta: Sakhowah El Mazidah, Kader PMII Rayon Ashram, Korp Cakra Abhiseka.

0 Response to "Relevansi Demokrasi Masa Kini, Lembaga Pers Ashram Bangsa Gelar BEDAH KARYA: Demokrasi atau Otoritarianisme yang Tersembunyi "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel