Manusia dengan Segala Keruwetannya
Seorang sahabat pernah berkata kepada saya
"Hidup ini sudah ruwet, dan kita dipaksa menikmatinya."
Saya berpikir, apa artinya kelahiran kita
juga sebuah keruwetan? Bisa jadi, ruwet untuk ibu bapak kita. Lantas kalau
begitu, apa alasan kita hidup? Untuk apa kita hidup? Tenang, jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan tadi ada di kolong langit.
Sebenarnya, diakui atau tidak, hidup manusia memang selalu diselingi dengan permasalahan dan persoalan, namun tidak serta-merta masalah yang ada tidak ada jalan keluarnya. Ibarat sebuah penyakit, selalu ada obat penangkalnya. Dalam satu potongan ayat Qur'an, Tuhan menenangkan manusia dengan berfirman, " sesungguhnya di setiap kesusahan selalu ada kemudahan." Dua kali Tuhan mengulanginya. Artinya, selalu ada jalan keluar jika kita berusaha berpikir. Yang saya heran, kepala kita selalu dipenuhi dengan masalah, bukan pencarian jalan keluar atas masalah yang ada sehingga segalanya menjadi ruwet.
Kita cemas karena suatu masalah, dan bingung
cara menyelesaikannya. Lantas kita cemas karena kita bingung. Hal ini yang
disebut oleh Mark Manson sebagai lingkaran setan. Dalam contoh yang lebih
sederhana, kita begadang malam hanya untuk bersenang-senang dengan teman kita,
membicarakan soal cinta, game, bahkan soal negara dan agama. Esoknya kita tidur
sepanjang hari, tutorial mati. Kemudian kita menyesali karena tidak melakukan
hal yang produktif, namun mengulangi hal serupa pada waktu selanjutnya.
Begitulah lingkaran setan berjalan.
Sampai di sini, sebenarnya kita sudah
menyadari dan berpikir cara untuk keluar dari lingkaran setan. Saya akan
menyampaikan beberapa hal bahwa ada beberapa cara untuk keluar dari lingkaran
negatif ini.
Pertama, tenangkan
pikiran dengan berbagai hal yang membuat hati anda damai. Ada banyak hal yang
menyejukkan hati. Kalau anda tahu tentang sejarah Muhammad SAW, dikatakan bahwa
beliau biasa pergi dari keramaian kota Mekkah untuk mendamaikan pikirannya di
gua Hira'.
Kedua, fokus
dalam mencari akar masalah dan mencari problem solving. Seperti yang sudah
dikatakan tadi, kita terlalu fokus dalam memikirkan masalah, bukan akar masalah
dan pencarian jalan keluarnya. Inilah kesalahan yang tidak kita sadari
Ketiga, merasa bodo amat. Ini
serius. Ingat, kita hidup di zaman modern, segala informasi bisa dengan mudah
kita dapatkan. Saat kita sedih, kita akan dibombardir dengan seribu foto orang
yang sedang berbahagia. Jadi sampai sini seharusnya kita paham pentingnya
bersikap bodo amat dan fokus dengan tujuan hidup.
Ramadhan Iman Santoso, Pemantik sekaligus ketua II Rayon AB 2020-2021
0 Response to "Manusia dengan Segala Keruwetannya"
Post a Comment