Surat pengantar untuk penghamba kefanaan


Oleh : @zain_ali_pm



Gambar oleh : Jurnalis ashrambangsanews

“Mencari jalan alternatif sejak dini
Adalah bentuk kesadaran kecil yang ditanam
Sebab yang kau pijaki saat ini belumlah tentu
Akan mengantarkanmu ketujuan awalmu”

Banyak di antara kita terlalu asyik menikmati alunan merdu gemercik dunia yang fana ini, hingga tak banyak dari mereka yang tersandra dalam belaian hiruk pikuk gemerlap dunia yang pada dasarnya akan membawa kejurang yang terjal tak punya arah. Anak muda, melihat seorang pemuda yang seharusnya menanam bibit mimpi yang mulia untuk masa depannya malah kebanyakan dari mereka hanya menyibukkan diri pada hal yang kurang ada gunanya. Perjalanan hidupnya telah disandra oleh kepentingan yang notabenenya hanyalah kefanaan belaka yang tidak memberi kepastian moral atas masa depan mereka yang masih “ghaib”.

Seperti contoh misalnya; mahasiswa yang terlalu sibuk diorganisasi extra maupun intra kampus. Kebanyakan dari mereka hanya menjadi budak dalam arti melaksanakan kepentingan organisasi namun melalaikan kewajiban dirinya sebagai mahasiswa. Tentu kejadian ini sangatlah miris, sebab sejatinya oraganisasi bukanlah wadah pelailaian kewajiban apa lagi dijadikan pelarian demi meninggalkan kewajiban.

Kejadian semacam ini lumrah terjadi di kampus-kampus, sebenarnya menurut saya subtansi dari pemuda yaitu mahasiswa adalah; ia yang pintar mensiyasati organisasi dari segala lini, artinya bukan lagi kita dijadikan mesin untuk menghidupkan organisasi tapi oraganisasi juga bisa memberi jalan penerang bagi masa depan kita.

Banyak hal yang bisa kita lakukan, antara lain adalah menjalin hubungan baik dengan orang-orang yang berkompeten dan orang-orang yang relasinya banyak dan jelas. Bukan malah menyibukkan diri sampai lupa (memanfaatkan orang-orang yang baik) di organisasi tersebut. Sebenarnya sering saya katakan bahwa masa depan kita tidak ditentukan oleh organisasi yang kita pilih bukan pula kampus besar dan bermerek yang kita bangga-banggakan lalu akan membawa kita melambung tinggi, apa lagi hanya teman yang tidak berkompeten. Tetapi yang berhak menentukan hidup kita ke depan adalah kita sendiri, organisasi, kampus dan teman ibarat jembatan suramadu hanya jembatan atau sarana untuk sampai ke Madura yang disiapkan tapi kalau hanya dipandang dan tidak dimanfaatkan percuma !

Pada intinya kembali pada diri kita masing-masing, "sederas kucuran keringat yang membasahi tubuhmu sederas itu pula peluang masa depanmu". Seperti kata-kata yang sering kita temukan ditruk-truk pengangkut sampah "kesuksesan tidak ada di atas kasur kecuali pelacur". Kiranya tamparan kalimat tadi cukup mewakili kita yang terlalu sering bermimpi besar namun tak mau lelah.

Progres pemuda haruslah jelas dan mempunyai jalan pintas manakala suatu saat dihadapkan dengan situasi yang tak terencana, karena yang sedang kita pijak belum tentu bisa memberikan harapan yang nyata. Oleh sebab itu lakukanlah apapun yang menurutmu baik bagi masa depan, sebab beda orang tentu beda pula caranya dalam menuntukan masa jalan hidup. Ingat jati diri bukan dicari tapi diciptakan, seringlah melakukan perenungan dan firkirlah apa yang selama kita capai dan apa yang telah kita persembahkan pada orang tua kita.

Tapi masa depan yang baik tidak akan berpihak pada orang-orang yang mulai sejak dini sudah bersikap solah-olah masa bodoh dengan hal-hal yang sifatnya suatu proses kecil untuk menuju yang suatu yang besar. Pintar-pintarlah membangun relasi yang baik dengan orang disekitar, jangan terlalu sok sibuk dengan suatu hal yang tidak memberi manfaat apa pun kepada dirimu ke depan.

Mulailah meninggalkan suatu yang tiada guna demi proses hidup ke depan yang lebih baik, berproseslah di oraganisasimu dengan baik tanpa meninggalkan yang lebih penting dan lebih baik, tak perlu fanatik dan menghamba-hamba padanya, biasa saja. Ingat penyesalan oleh Tuhan diletakkan diakhir agar kita benar-benar berfikir jika hendak melakukan atau memutuskan sesuatu.

*Penulis adalah kader PMII Rayon Ashram Bangsa
Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga
Korp Paramarta'17
  sekarang menjadi Founder Sekaligus Ketua Umum Club Sastra Tlambah. 

0 Response to "Surat pengantar untuk penghamba kefanaan"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel