Surat pengantar untuk penghamba kefanaan
Friday, November 16, 2018
Add Comment
Oleh : @zain_ali_pm
Gambar oleh : Jurnalis ashrambangsanews
“Mencari jalan alternatif
sejak dini
Adalah bentuk kesadaran kecil
yang ditanam
Sebab yang kau pijaki saat ini
belumlah tentu
Akan mengantarkanmu ketujuan
awalmu”
Banyak
di antara kita terlalu asyik menikmati alunan merdu gemercik dunia yang fana
ini, hingga tak banyak dari mereka yang tersandra dalam belaian hiruk pikuk
gemerlap dunia yang pada dasarnya akan membawa kejurang yang terjal tak punya
arah. Anak
muda, melihat seorang pemuda yang seharusnya menanam bibit mimpi yang mulia untuk
masa depannya malah kebanyakan dari mereka hanya menyibukkan diri pada hal yang
kurang ada gunanya. Perjalanan hidupnya telah disandra oleh kepentingan yang
notabenenya hanyalah kefanaan belaka yang tidak memberi kepastian moral atas
masa depan mereka yang masih “ghaib”.
Seperti
contoh misalnya; mahasiswa yang terlalu sibuk diorganisasi extra maupun intra
kampus. Kebanyakan dari mereka hanya menjadi budak dalam arti melaksanakan
kepentingan organisasi namun melalaikan kewajiban dirinya sebagai mahasiswa.
Tentu kejadian ini sangatlah miris, sebab sejatinya oraganisasi bukanlah wadah
pelailaian kewajiban apa lagi dijadikan pelarian demi meninggalkan kewajiban.
Kejadian
semacam ini lumrah terjadi di kampus-kampus, sebenarnya menurut saya subtansi
dari pemuda yaitu mahasiswa adalah; ia yang pintar mensiyasati
organisasi dari segala lini, artinya bukan lagi kita dijadikan mesin untuk
menghidupkan organisasi tapi oraganisasi juga bisa memberi jalan penerang bagi
masa depan kita.
Banyak
hal yang bisa kita lakukan, antara lain adalah menjalin hubungan baik dengan
orang-orang yang berkompeten dan orang-orang yang relasinya banyak dan jelas.
Bukan malah menyibukkan diri sampai lupa (memanfaatkan orang-orang yang
baik) di organisasi tersebut. Sebenarnya sering saya katakan bahwa masa
depan kita tidak ditentukan oleh organisasi yang kita pilih bukan pula kampus
besar dan bermerek yang kita bangga-banggakan lalu akan membawa kita melambung
tinggi, apa lagi hanya teman yang tidak berkompeten. Tetapi yang berhak
menentukan hidup kita ke depan adalah kita sendiri, organisasi, kampus dan
teman ibarat jembatan suramadu hanya jembatan atau sarana untuk sampai ke Madura yang disiapkan
tapi kalau hanya dipandang dan tidak dimanfaatkan percuma !
Pada
intinya kembali pada diri kita masing-masing, "sederas kucuran keringat yang
membasahi tubuhmu sederas itu pula peluang masa depanmu". Seperti kata-kata yang sering kita temukan
ditruk-truk pengangkut sampah "kesuksesan tidak ada di atas kasur kecuali
pelacur". Kiranya tamparan kalimat tadi cukup mewakili kita yang terlalu sering
bermimpi besar namun tak mau lelah.
Progres
pemuda haruslah jelas dan mempunyai jalan pintas manakala suatu saat dihadapkan dengan situasi yang
tak terencana, karena yang sedang kita pijak belum tentu bisa memberikan
harapan yang nyata. Oleh sebab itu lakukanlah apapun yang menurutmu baik bagi
masa depan, sebab beda orang tentu beda pula caranya dalam menuntukan masa jalan hidup. Ingat jati diri bukan dicari tapi diciptakan,
seringlah melakukan perenungan dan firkirlah apa yang selama kita capai dan apa
yang telah kita persembahkan pada orang tua kita.
Tapi
masa depan yang baik tidak akan berpihak pada orang-orang yang mulai sejak dini
sudah bersikap solah-olah masa bodoh dengan hal-hal yang sifatnya suatu proses
kecil untuk menuju yang suatu yang besar. Pintar-pintarlah membangun relasi
yang baik dengan orang disekitar, jangan terlalu sok sibuk dengan suatu hal
yang tidak memberi manfaat apa pun kepada dirimu ke depan.
Mulailah
meninggalkan suatu yang tiada guna demi proses hidup ke depan yang lebih baik, berproseslah
di oraganisasimu dengan baik tanpa meninggalkan yang lebih penting dan lebih
baik, tak perlu fanatik dan menghamba-hamba padanya, biasa saja. Ingat
penyesalan oleh Tuhan diletakkan diakhir agar kita benar-benar berfikir jika
hendak melakukan atau memutuskan sesuatu.
*Penulis adalah kader PMII Rayon Ashram Bangsa
Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga
Korp Paramarta'17
0 Response to "Surat pengantar untuk penghamba kefanaan"
Post a Comment