Sebelum Gerhana Bulan Ke-Dua

Oleh: Rz. warits Abd*
Sumber gambar: fineartamerica.com

Sebelum Gerhana Bulan Ke-Dua

Sebelum gerhana bulan ke-dua tiba...
Temui aku di pelataran pulau impian
Saat orang-orang lelap didada gelap malam
Dan peziarah kian liar menelanjangi percumbuan

Dalam perjalananmu...
Mampirlah engkau kesebuah pasar
Yang sepi dari cinta dan birahi
Belilah sepotong roti, segelas susu,
Lengkapilah dengan sebilah pedang,
Tujuh rupa kembang,
Dan, peti mati

Ketika engkau tiba...
Penggallah leherku dengan segera nan mesra
Agar luka dimalam gerhana pertama itu
Tak lagi mencabik-cabik purnama
Yang bersemayam dalam dada

Lalu... Ambillah darahku
Minumlah saat gerhana bulan ke-dua itu tiba
Jadikan ia sejenis bir atau anggur
Untuk kau berpesta dengan kekasihmu
Yang kau rahasiakan itu

Sebelum gerhana bulan ke-dua tiba...
Sucikan jasadku dengan air mata bayi
Bening keikhlasan yang diperas dari jerit ketulusan nabi
Karena​ hanya dialah pertapa sejati

Sebelum itu... Basuhlah dadaku terlebih dahulu
Usaplah ia secara perlahan
Karena disitulah letak paling nyeri dari kematianku ​nanti
Perih, sangat perih...

Sebelum gerhana bulan kedua tiba...
Pastikan​ aku telah mati
Jasadku telah suci
Simpanlah aku dalam peti mati
Jangan ada tangis dimata dan luka di hati

Sebab, jika gerhana bulan kedua tiba nanti
Aku masih belum mati
Engkau akan menyaksikan kematianmu sendiri
Blandongan, 8 Agustus 2017


*Abd. Warits, penulis adalah kader PMII  Rayon Ashram Bangsa
Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga
Angkatan 2015 (Korp Komando Barisan Revolusi)


0 Response to " Sebelum Gerhana Bulan Ke-Dua"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel