Pendidikan Dunia Maya Menjadi Sorotan Utama Generasi
Di era milenial ini, teknologi menjadi titik penentu para
generasi antara sukses dan gagal dalam konteks pendidikan. Karena, teknologi
sangat berpengaruh sekali terhadap kehidupan seseorang. Jika salah dalam
menggunakannya, maka, orang tersebut akan terjerumus ke dalam hal yang merugikan.
Dunia maya merupakan sebuah media elektronik yang memiliki
dua dampak antara positif dan negatif. Dampak positifnya adalah dapat memudahkan
seseorang untuk mengetahui kabar atau berita yang ada di dunia. Sedangkan
dampak negatif di antaranya adalah dapat merusak mental seseorang. Namun, hal
ini tergantung seseorang dalam menggunakannya. Dan biasanya, hal-hal negatif
yang sering kali terjadi di dunia maya itu disebabkan minimnya pendidikan para
pengguna. Maka, tidak heran apabila kelompok radikal bisa merekrut generasi
pemuda untuk masuk dalam kelompok mereka.
Selain itu, dunia maya juga dijadikan sebagai wadah
kekerasan oleh sekelompok orang, guna mencapai misinya itu sendiri. Seiring
berkembangnya zaman, video, berita, gambar, olahraga, hiburan, bahkan permainan
anak-anak pun mengandung unsur kekerasan dan membawa dampak negatif dalam
kehidupan masyarakat. Jika hal ini dibiarkan, Dunia akan masuk dalam kategori
yang tidak aman. Karena, pemuda adalah sebuah generasi yang akan melanjutkan
kehidupan di Dunia ini.
Untuk itu, sangat perlu adanya peningkatan pendidikan
terhadap para generasi. Agar, mereka dapat menjaga jiwanya dari doktrin-doktrin
yang bersifat negatif. Melalui hasrat pemuda akan keingintahuannya dalam ilmu
pengetahuan, dapat membantu para guru untuk mengiring mereka terhadap hal-hal
yang bersifat positif. Selain itu, para pemuda juga membutuhkan sebuah
perkenalan dengan segala sesuatu yang ada dalam dunia maya itu sendiri. Dalam
hal ini, yang paling dominan berperan penting adalah orang tua dan guru.
Mewujudkan Perdamaian Generasi
Tepat pada hari Jum’at tanggal 21 September 2018, merupakan
peringatan perdamaian Dunia. Peringatan yang sudah di agendakan sejak tahun
1980-an tersebut membawa arus baik terhadap Dunia, yang damai akan kekerasan,
peperangan, dan segala sesuatu yang menentang dengan perikemanusiaan. Selain
itu, agar perdamaian itu selalu terjaga, sangat dibutuhkan pendidikan yang kuat
dari pikiran seseorang. Agar, mereka tidak mudah terpengaruh dari para
radikalisme dan terorisme.
Namun, sangat perlu kita perhatikan bahwa, pendidikan yang
dimaksud tidak hanya sebatas seperti yang diajarkan di sekolah-sekolah. Akan
tetapi, juga disertai dengan pendidikan yang bernuansa perdamaian. Karena,
perdamaian itu sendiri menurut seorang sosiolog matematikawan Norwegia, Johan
Vincent Galtung mengungkapkan, bahwa perdamaian merupakan hadirnya keselarasan
atau keharmonisan, keadilan secara struktural, sebagaimana makna yang
sesungguhnya. Artinya, sebuah upaya untuk mencegah konflik dan kekerasan
melalui usaha menciptakan sosial yang lebih adil.
Menurut Page, pendidikan perdamaian adalah suatu usaha untuk
menumbuhkan prinsip dan komitmen, serta usaha untuk membekali peserta didik
dengan pengetahuan, nilai, sikap, yang dapat mewujudkan perdamaian, sehingga
mereka layak disebut sebagai agen-agen perdamaian. Sebenarnya ada dua titik
penekanan yang diutarakan oleh Page,
yaitu hidup dengan damai serta pemberian informasi tentang berbagai pengetahuan
yang dapat menjadi bekal bagi para agen perdamaian.
Selain itu, menurut Cipto Wardoyo mengatakan bahwa, untuk
mewujudkan perdamaian dunia ada beberapa upaya/solusi yaitu, pertama
melalui pendekatan cultural. Yaitu, memahami budaya-budaya yang ada di setiap
masyarakat ataupun sebuah Negara. Dengan dasar budaya dan karakteristik masyarakat atau negaranya, kita bisa
menyimpulkan serta dapat melakukan langkah-langkah yang sesuai dengan kultur
mereka.
Kedua, melalui pendekatan sosial ekonomi. Yaitu,
perdamaian akan dirasakan oleh suatu Negara apabila rakyatnya sejahtera. Karena
mereka berpikir, bahwa kalau kehidupan sehari-harinya saja tidak sejahtera,
mereka akan memiliki rasa cuek terhadap negaranya sendiri. Maka, sangat
perlu untuk meningkatkan pemerataan
kesejahteraan seluruh masyarakat dan negara di dunia ini.
Ketiga, melalui pendekatan politik. Tidak cukup hanya
menggunakan dua upaya di atas, melainkan juga sangat perlu ada campur tangan
politik untuk perwujudan perdamaian dunia. Terlebih dengan negara-negara maju
yang memiliki pengaruh dalam pandangan dunia. Karena kita ketahui bersama,
bahwa ada saat-saat tertentu bagi sebuah negara untuk menghidupkan power-nya
untuk memberikan sebuah penekanan pada negara-negara yang saling konflik supaya
bersedia untuk damai.
Keempat, melalui pendekatan religius (Agama). Seluruh
umat beragama tentunya sangat menginginkan perdamaian di dunia ini. Karena kita
ketahui, tidak ada agama yang mengajarkan nilai-nilai kejahatan, peperangan,
apalagi peperangan. Dan, semua agama pasti mengajarkan kepedulian dan perdamaian serta sama-sama menyerukan
perdamaian antara sesama umat beragama.
Maka,
sangat perlu adanya kesadaran dan komitmen bersama. Ketika kebersamaan itu
terjadi, sebuah kelompok yang memiliki niatan buruk, seperti halnya kelompok
radikal, teroris, dan lain semacamnya, dapat di antisipasi dengan baik. Wallahu
a’alam bi al-shaawab.
Faiqur
Rahman, Kader PMII Ashram Bangsa
0 Response to "Pendidikan Dunia Maya Menjadi Sorotan Utama Generasi"
Post a Comment