Menenun Gerimis, Menyulam Hujan

Oleh: Rz. warits Abd*
Sumber gambar: https://leonidafremov.deviantart.com

Disudut Blandongan

Diantara pucuk riak yang menyudut ditepi Blandongan
Sepasang rindu gelisah mencari penghidupan
Pada setiap jengkal purnama yang memudar digelap dada malam
Yogyakarta, 2017


Menenun Gerimis, Menyulam Hujan

Diantara kecipak hujan yang menunggangi cuaca
Ada rindu menyelinap ditepi khayalan
Bergegaslah tuk melewati sebentuk sentuhan
Yang menghentakkan tubuh
Kau tahu? Hujan yang menggenangi kotamu
Adalah luapan darah yang mengucur dari dadaku
Ternyata! Garis-garis bibirmu adalah getar satya sebuah pulau berapi
Yang menyimpan syair-syair Daud
Dan tiba-tiba selaksa ingatanku tumpah
Laksana kehampaan kawah Cadradimuka
Ranting-ranting yang dipermainkan angin
Diamlah...
Karena sebentar lagi akan kusulam hujan dan kutenun gerimis
Lewat perjalanan panjang kesunyian
Dari jejak Adam yang mungkin kita lalui
Diammu dengan suara gemetar
Yogyakarta, 2017


*Penulis adalah kader PMII  Rayon Ashram Bangsa
Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga
Angkatan 2015 (Korp Komando Barisan Revolusi)


0 Response to "Menenun Gerimis, Menyulam Hujan"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel